Minggu, 30 Maret 2014

Hakikat Sebuah Kelahiran



Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Sabtu, 15 Maret 2014
Hari ini dimulai dengan biasa saja. Bangun pagi, shalat, bersih-bersih lalu berangkat menuju gymnasium. Tak ada perasaan apapun yang membuatku merasa bahwa hari ini istimewa. Perasaan senang ketika bisa berkumpul dengan adik-adik tentor dan melanjutkan kebersamaan dengan saudara-saudari di FBI. Tak ada yang berbeda, tak ada fikiran apapun. Hingga akhirnya saat aku sedang membeli sarapan, ada seorang teman yang menyapa dan berkata “Selamat Ulang Tahun Fitria, gambarnya nyusul ya”. Aku hanya bisa tersenyum dan berterimakasih atas doa yang diberikan. Malu dan bingung bagaimana seharusnya cara yang pantas untuk membalas kebaikan seorang teman yang begitu memperhatikanku. Ya, karena sampai saat itu aku hanya berfikir “Ah, hari ini tanggal 15 Maret, tanggal yang tertera di akta sebagai tanggal kelahiranku”.
Saat membuka hp dan akun media sosial, ternyata banyak doa dan ucapan yang dituliskan untukku. Begitu banyak, hingga membuatku sangat senang, tapi juga sekaligus sedih. Setelah itu, mulai bermunculan kejutan-kejutan dari orang-orang di sekitarku. Mulai dari keluarga Risedu dan Forces yang tercinta seusai acara Jurnalistik Forces. Saat ditanya apa harapanku, aku menjawab “Semoga keberadaan Forces semakin bermanfaat untuk IPB dan masyarakat pada umumnya. Semoga keberadaanku di sini juga bisa semakin bermanfaat, bukan sekedar keberadaan yang sebatas kehadiran”. Berlanjut dengan kejutan dari keluarga “Maharani” yang terkasih ( :p). Walaupun kalian bilang itu sederhana, tapi aku tak peduli. Bagiku keberadaan kalian saja sudah begitu istimewa, karena kalian yang paling setia berada di sisi. Kalian yang paling tahu bagaimana karakterku yang sebenarnya, dan paling bisa memahami apa adanya. Maaf, karena justru aku yang tak bisa memahami kalian. Terlalu banyak merepotkan dan membuat kalian kesal. Terimakasih ^_^ (peluk semuanya)
Berlanjut lagi beberapa hari kemudian, sebuah kejutan yang tak terduga dari teman-teman yang tersayang (peluknya yang boleh di peluk aja ya :p). Sesuatu yang sama sekali tak aku sangka, namun tak sengaja aku membuatnya tak sesuai rencana. Padahal, sudah membawa-bawa kasus laporan yang “seolah-olah” hilang agar aku tetap diam di tempat dan mencari laporannya, tapi aku malah bersikeras untuk pergi dan tak sengaja menggagalkannya. Sekali lagi, bukan berhasil atau tidak rencana itu yang membuatku bahagia. Namun karena aku tahu begitu pedulinya kalian padaku dan bagaimana kalian mau bersusah payah melakukan semuanya untukku, membuatku tak bisa menahan senyuman itu, senyuman yang berasal dari hati.
Saat itu aku berpikir, bagaimana mungkin aku mengabaikan keberadaanku sendiri, tak peduli dengan berapa usia yang telah aku lewati, di saat masih banyak orang yang justru peduli. Saat itu aku juga sadar, bahwa keberadaanku di sini selama 20 tahun ini, bukan hanya tentang diriku sendiri, tapi tentang orang-orang di sekitarku. Hal pertama yang seharusnya menjadi hal yang paling aku syukuri dan tak boleh aku sia-siakan adalah Allah telah menitipkanku dalam rahim seorang wanita yang luar biasa. Bagaimana setelah sembilan bulan lamanya aku bertumbuh di rahimnya, ia rela mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkanku ke dunia ini. Sesosok makhluk kecil yang justru belum pernah ia lihat wajahnya, namun begitu ia sayangi sepenuh hati. Kekhawatirannya tak hilang begitu saja saat aku lahir, karena aku tak menangis. Membuat semua orang khawatir jika ada yang salah denganku. Akhirnya mereka semua berusaha lagi hingga aku mengeluarkan tangisan itu. Sungguh, tak ada pengorbanan yang lebih besar dari itu, Mama.
Tak lupa juga seorang lelaki gagah yang selalu melindungiku. Tubuhnya tak kekar layaknya ksatria yang ada di negeri dogeng. Tinggi, kecil, begitulah perawakannya. Namun ia dapat menanggung semua beban demi melindungi keluarga kecilnya. Bapak. Selain itu, masih banyak orang lain yang membuatku masih bisa berada di sini sampai saat ini. Guru-guru yang telah membimbingku. Teman-teman yang selalu menghiburku. Saudara-saudara yang ditemui selama perjuangan, bahkan orang-orang yang tak pernah ku tahu namanya, semua punya kontribusi akan keberadaanku. Sungguh tak pantas aku menyia-nyiakan semuanya. Saat aku justru merasa tak ada yang istimewa dengan penambahan usia ini, maka ingatlah bahwa hari ini juga berarti jatah usiaku semakin berkurang. Buatlah setiap harinya menjadi istimewa untuk mereka yang telah banyak berkorban untukmu. Karena sesungguhnya saat seseorang dilahirkan, saat itu pula banyak orang lain yang berkorban untuknya. Untuk menyambutnya di dunia.

Sabtu, 29 Maret 2014
Hari ini adalah hari yang begitu istimewa bagiku, karena tepat 6 tahun yang lalu aku mendapatkan kado terindah dalam hidupku. Seorang adik kecil yang manis. Maulidannisa Azzahra Slamet.
Baginya yang masih kecil, mungkin hari ini tak ada beda dengan hari-hari sebelumnya. Hal yang ia tahu tentang hari ulang tahun adalah hari saat teman-temannya mengundangnya untuk memakan kue dan bernyanyi bersama. Tapi bagiku, kelahirannya adalah sesuatu yang berharga.
Setelah 14 tahun menjadi anak tunggal, akhirnya aku punya “teman” di rumah. Seorang “teman” yang bisa dikasihi dengan sepenuh hati. Seseorang yang bisa selalu membuatku tertawa melihat tingkahnya. Seseorang yang walau kadang membuatku kesal, tapi tetap tak pernah bisa berhenti untuk disayangi. Bintang kecil yang menyinari hatiku, Mama, dan Bapak. Bintang kecil yang membuatku pernah mendengar kata-kata yang begitu indah dari Bapak, seseorang yang selama ini aku anggap begitu “dingin”, kurang lebih seperti ini “Cinta itu bukan semakin berkurang karena terbagi. Justru ia semakin bertumbuh dan memiliki tempatnya masing-masing. Bukan menambah beban untuk bekerja, justru menambah energi untuk berjuang”
Seseorang yang sekali lagi mengingatkanku tentang hakikat sebuah kelahiran. Tentang bagaimana begitu banyak orang mau berjuang untuknya, dan merasa bahagia akan kehadirannya. Sekarang, setelah bertahun-tahun pergi, akankah kita mengabaikan perjuangan itu dan menghilangkan senyum manis dari mereka yang berjuang? Ataukah kita ingin tetap mengukir senyuman di bibir dan hati mereka dengan perjuangan yang layak kita berikan untuk mereka?
Teruntuk adikku tercinta, semoga bisa menjadi gadis yang sholeha dan semakin pintar berterimakasih untuk kedua orangtua kita. Semoga kakakmu ini juga bisa menjadi contoh yang baik bagimu, dan bersama-sama menjadi kebanggaan bagi orang tua kita tercinta. Semoga kelak juga kau tak akan malu-malu untuk berkata “Ma, pak, aku sayang kalian. Terimakasih”

Minggu, 01 September 2013

Seri Keluarga Bahagia, Part One : Pembukaan


Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Waduh, ni blog udah lama banget ya gak disentuh, kasian dia kesepian.. #Eits, hehe..
Udah lama dan udah sering kali sebenernya ada keinginan buat ngisi ini blog, tapi alhamdulillah, ternyata bisa ada actionnya juga kali ini..



This time, i'll gonna tell you 'bout my lovely family : Mom, Dad, and Zahra ^_^
Rencananya, mau dibikin beberapa postingan terpisah yang masing-masing postingannya menceritakan keluargaku secara spesifik satu per satu. Kali ini sih aku mau cerita dulu aja tentang aku dan keluargaku secara singkat, terutama tentang hubungan kami beberapa waktu belakangan ini.


Gak kerasa, udah 1,5 tahun lamanya aku gak ketemu sama Mama, Bapak, dan Zahra. Bukan karena aku yang jauh merantau, tapi karena mereka yang memang 'harus' pindah ke seberang pulau sana. Kalau dulu aku pernah berpikir buat jauh dari rumah, ternyata sekarang hal itu benar-benar terjadi. Ada banyak hikmah yang bisa aku ambil dari 'perpisahan' sementara ini.


Pertama, aku jadi semakin sadar kalau mereka adalah bagian dari diriku dan hidupku yang benar-benar penting dan berarti. Kayak yang tadi udah aku bilang di awal, aku sempat pengen jauh dari rumah, karena aku merasa bahwa selama ini aku terlalu di kekang. Gak pernah pergi jauh dari rumah, bahkan kalau mau maen pun harus memenuhi pertanyaan mendetail dari orang tua. And now, setelah aku benar-benar jauh, ternyata aku sadar bahwa hatiku tetap terpaut dan tak mau pergi meninggalkan mereka. Tanpa aku sadari, aku jadi semakin sering mikirin mereka. Gimana keadaan mereka, apa yang lagi mereka lakukan, atau sehat-gaknya mereka di sana. I always curious about them !

Kedua, aku bener-bener kangen 'dimarahin' mama dan bapak, termasuk adikku yang kadang ikutan ngomel, he (Buat temen-temen yang beberapa hari ini ketemu aku, pasti udah bosen denger ceritanya, maaf ya #gomennasai). Contohnya, kayak beberapa hari kemaren waktu aku lagi jadi panitia MPF (Masa Perkenalan Fakultas). Karena kebutuhan buat jarkoman yang banyak dan mendesak, so terpaksa aku pake dua-duanya kapasitas dual sim di Hp-ku buat nomor jarkoman. Automatically, nomor yang biasa dipake buat hubungan sama orang-tua aku cabut dulu dan gak bisa dipake. Nah ternyata besoknya, setelah selesai rangkaian kegiatan MPF, temenku bilang "Pit, tadi mamah pipit nelpon. Katanya kok gak bisa dihubungi selama beberapa hari ini?" DEG!! Aku inget kalau aku belum ganti nomor lagi, pantesan gak da yang nelpon, hehe.. Setelah itu, aku ganti nomor dan langsung isi pulsa pasti tahu saldonya abis. Terus langsung di TM dan langsung nelpon ke rumah.


Tuuut-tuuut-tuuut. Beberapa kali telpon tapi belum diangkat. "Masih kerja kali ya?" pikirku. Eh, ternyata setelah diangkat emang bener mama masih di tempat kerja, jadi gak bisa langsung ngobrol. Langsung deh nelpon bapak, eh malah gak aktif. Akhirnya nunggu dulu sampe malem buat telpon.. Setelah bisa telpon, ternyata beneran aku di'omelin', he. "Teteh kemana aja? Kok gak bisa dihubungi?", aku jawab lagi ada MPF, kartunya dicabut, sambil cengar-cengir. "Ya kalau bakalan gak bisa dihubungi tuh bilang-bilang dulu. Biar orangtua gak ada prasangka macem-macem, (dan seterusnya..)"
Walau pada awalnya cenderung ngomel-ngomel panjang, tapi akhir-akhirnya pasti selalu nanya kondisiku kayak gimana. Nanya apa aku beneran sehat apa pura-pura sehat (#lho?), disuruh banyak makan (padahal udah lumayan berisi ni badan), beli vitamin, dll.. Yang intinya tuh mereka pengen memastikan bahwa aku baik-baik aja di sini. Karena bapak sama mama selalu bilang, kalau ada apa-apa sama aku, mereka gak akan bisa langsung dateng kesini nemenin aku, dan itu yang bikin mereka sedih. Karena itu aku harus memastikan buat tetap jaga kesehatan, gak boleh sampai nge-drop.

Dari sini aku sadar, bahwa waktu dulu aku sering ditanyain kalau mau pergi, atau ditelponin kalau udah sore masih belum pulang, itu bukan karena mereka 'bawel' dan gak percaya sama aku. Tapi itu karena mereka khawatir sama kondisiku. Gak mau ada hal-hal buruk yang terjadi sama aku. JUST IT !! THEY JUST WORRIED ABOUT THEIR DAUGHTER. Won't let anything bad happened to THEIR BELOVED DAUGHTER ^_^

Ketiga, keempat, kelima, dan masih banyak lagi hal-hal yang aku sadari dari kondisi ini. Bahwa aku punya harta yang tak ternilai harganya, KELUARGA ^_^

NB: Maaf kalau isinya gaje dan cuma 'membuang' waktu kalian yang berharga untuk baca tulisan ini. Tapi aku berharap bahwa tulisan ini ada manfaatnya, walau cuma sedikit. Buat yang berminat baca kelanjutannya, silahkan ditunggu kehadirannya..

Regards

F. Slameut

Selasa, 12 Februari 2013

Pantaskah aku tuk cemburu?


Pantaskah aku tuk cemburu?? Saat aku melihatmu bersama dengan yang lain?
Pantaskah aku tuk cemburu?? Saat ku lihat dirimu tersenyum dengan yang lain?
Sedangkan aku disini hanya bisa menyendiri melihatmu dari kejauhan..
Entah mengapa, aku selalu merasa seperti ini, merasa terasingkan..
Terasingkan di tengah keramaian..
Aku bukan siapa-siapa untukmu memang..
Mengaku sahabat, tapi tak bisa membuatmu nyaman..
Mengaku sahabat, tapi tak rela saat kau bisa tersenyum bahagia dengan yang lain..
Merasa bahwa kau hanya boleh tertawa denganku..
Merasa bahwa kau harus menceritakan semuanya padaku,
Merasa ada yang mengganjal saat ada yang tak kau bagi..
Pantaskah aku tuk cemburu?
Sedang menjadi sahabatmu pun aku tak mampu..
Sahabat yang mampu mengerti sahabatnya dengan hati..
Maafkan aku SAHABAT, AKU SAYANG KALIAN..

Sekretariat Forces, 11 Februari 2013
20.30 WIB
Waktu menyendiri sambil menunggu hujan ^^

Sabtu, 10 November 2012

My 1st journey to an Airport..

Assalamu'alaikum wr.wb..

how r u my friends? long time no see.. ^.^, well here, right now i wanna tell you bout my NEW ADVENTURE : D

      Jadi, di hari rabu kemarin, 12 September 2012, aku di sms bpak yg ngabarin kalau beliau jadi berangkat ke Medan, g jadi mama n adekku yg pulang kesini karena 1 dan lain hal. Nah, disitu aku bilang kalau insyaAllah apa yang beliau putuskan itu yg terbaik, insyaAllah aku gpapa di sini.. Tapi disitu aku blum tau kpan bapak bkal brangkatnya karena keburu kuliah..

     Teruuuusss, waktu habis praktikum Penkom (Penerapan Komputer) yg g jadi, bapakku sms kalau beliau dah ada di kampus, bapak lagi nunggu d tmpat biasa beliau n kluargaku nunggu kalau ngjenguk aku di sni (IPB). Alhasil, aku yg tadinya lagi berkutat ngerjain tugas Kimia Pangan yg harus dkumpulin hari kamisnya, langsung stop n menuju k tmpat bapakku.

      Stlah lari secepat kilat (#lebay) akhirnya aku sampe deh.. trus aku salam n bapak bilang pgn liat kontrakanku.
Eh ternyata, setelah aku sampai d kontrakan, g bisa dibuka karena kyaknya da yg lupa nyabut kunci d dalem, jadinya bapakku bilang "ya udah, gpp, bapak brangkat aja" trus nanya "mau ikut k bandara g?". otomatis aku jwab "iya", wlaupun g yakin bkal bneran ikut..
Eeeeeh, tnyaata bneran boleh ikut, n Alhamdulillahnya aku emg g da kuliah lagi hari itu.. : )

     Sepanjang perjalanan bapak cerita2 sambil ngwanti2 aku spya bisa jaga diri, sambil terus protes gara2 aku bolak.balik ketiduran, hehe =3, kata bpak tuh aku g bsa diajak jalan2 karena kerjaannya tidur melulu :p
ENG ING ENG... akhirnya stlah mnempuh kira2 2 jam perjalanan dari BOGOR, sampailah aku di Bandara SOEKARNO-HATTA!!! \(^O^)/

Walaupun awal2nya malu (katro), but finally g bsa nahan keinginan buat foto2 juga, he..


and here are my journey..

ini nih tempat keberangkatan buat bapakku, Terminal 1B

Tata Tertib yang harus Dipatuhi yaaa...




kamera yg ada di anjungan pengantar
waving goodbye
suasana-suasana di anjungan pengantar (Waving Goodbye)









Hanggar pesawat yang cuma bisa diliat dari jauh, huhu T.T
MY Father's Ticket


My Father... Mr. Slamet Wiyono



 suasana di bandara dari tangga anjungan pengantar



 NARSIS di bandara!!! ^_^


Iseng2 Motoin Bule, hehe ^^

Gambar yang diambil waktu perjalanan pulang dari Bandara

      Yah, itulah cerita perjalananku hari ini. Unik memang, disaat teman-teman yang lain merantau ke sini, meninggalkan kampung halaman dan orang tua.. justru kini malah aku yang ditinggalkan orang tua yang merantau (#lha?).. Bapak dan Mama g usah khawatir, InsyaAllah di sini Tia baik2 n Berjuang sebaik mungkin, banyak teman2 yg jaga Tia juga kok.. Minta Doanya aja..

      SPECIAL for My Little Star, Maulidannisa Azzahra, pinter2 ya di sana.. Jangan banyak jajan, jangan suka gangguin bapak kalo lagi kerja..



Last, but not Least... LOVE U ALL MY LOVELY FAMILY..